Berita KabupatenUmum

FKUB Intensifkan Sosialisasi Moderasi Beragama Cegah Radikalisme

Diskominfo-Ungaran : Intensifikasi nilai moderasi beragama dinilai tepat untuk menjadikan setiap pemeluk agama bersikap toleran dan moderat. Sehingga dapat menjamin terciptanya kerukunan umat beragama. Forum Komunikasi Unat Beragama (FKUB) Kabupaten Semarang pada tahun 2022 ini akan menggelar beberapa kegiatan sosialisasinya guna mencegah timbulnya radikalisme di kalangan umat beragama. “Secara prinsip moderasi beragama akan menekan paham radikalisme dan mendukung kerukunan antar umat beragama,” kata Ketua FKUB H Sinwani saat acara sosialisasi moderasi beragama di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (15/6/2022) pagi.
Sosialisasi dibuka oleh Wabup H Basari mewakili Bupati H Ngesti Nugraha. Hadir anggota Forkompinda sebagai narasumber dan tokoh agama dan tokoh masyarakat dari Kecamatan Ungaran Barat, Timur dan Bergas.
Kegiatan serupa akan dilakukan secara bergilir di wilayah eks kawedanan yang ada. Pada tanggal 23 Juni mendatang, acara diadakan di Bawen. Tokoh agama dan tokoh masyarakat yang diundang dari Tuntang, Bawen dan Pringapus.
Menurut Sinwani secara umum kerukunan antar umat beragama terjaga dengan baik. Tapi diakuinya persoalan ini memiliki sifat sumbu pendek yang mudah meletup menjadi friksi. Selama kurun waktu terakhir ini, beberapa friksi tersebut terjadi. Namun dengan komunikasi yang baik antar elemen ditambah fasilitasi oleh FKUB didukung TNI dan Polri, friksi kecil itu tidak berkembang menjadi konflik terbuka. Sinwani enggan membeberkan contoh friksi itu demi untuk menjaga iklim kondusif daerah. “Ada beberapa friksi namun dapat diselesaikan dengan baik. Terpenting semangat kerukunan dan kondusifitas daerah tetap terjaga,” tegasnya.
Bupati H Ngesti Nugraha dalam sambutan tertulis yang dibacakan Wabup H Basari mengatakan kerukunan antar umat beragama harus terus diupayakan semua elemen masyarakat. “Diperlukan peran aktif semua pihak untuk menciptakan dan memelihara kerukunan di masyarakat majemuk dengan beragam agama dan budaya,” ujarnya.
Moderasi beragama yang dimaknai sebagai cara pandang perilaku beragama yang menghargai perbedaan, lanjutnya, perlu terus ditanamkan dan dipahami masyarakat. Sebab hal itu dapat menghindari perilaku ekstrem saat mengamalkan ajaran agama. (*/Junaedi)

Comment here