Diskominfo-Bergas : Penanganan kasus stunting atau gagal tumbuh pada anak balita menjadi perhatian serius Pemkab Semarang. Meskipun angka prevalensi stunting masih dibawah angka nasional yang mencapai 27,7 persen. Kepala Dinas Kesehatan Dwi Syaiful Nur Hidayat mengajak semua pihak untuk turut berkomitmen membantu penanganan stunting itu. “Saat ini angka prevalensi Kita 5,8 persen. Sampai awal tahun 2023 mendatang, targetnya dibawah angka itu,” katanya saat acara rembug stunting pemangku kepentingan Kabupaten Semarang di Abimantrana Ballroom The Wujil, Bergas, Kamis (16/6/2022) siang.
Ditegaskan Oleh Syaiful, penanganan stunting tidak hanya mencakup pemenuhan gizi ibu hamil dan balita saja. Faktor lain terutama penyiapan sanitasi lingkungan yang baik juga berperan penting. Karenanya, semua pemangku kepentingan dari berbagai sektor harus dilibatkan dalam tahapan penanganan.
Pada acara itu juga dilakukan penandatanganan komitmen pencegahan dan penanganan stunting oleh Forkompimda. Wakil Bupati H Basari mewakili Bupati H Ngesti Nugraha mengawali penandatangan di papan komitmen. Hal sama dilakukan oleh Kapolres Semarang AKBP Yovan Fatika HA, perwakilan Forkompida dan Ketua TP PKK Hj Peni Ngesti Nugraha. Ikut menyaksikan para Camat yang wilayahnya menjadi lokasi penanganan stunting dan pimpinan OPD.
Bupati H Ngesti Nugraha dalam sambutan tertulis yang dibacakan H Basari mengatakan komitmen yang digalang diharapkan dapat mendukung keberhasialan program penurunan angka stunting. “Penanganan stunting harus dilakukan secara berkesinambungan. Komitmen yang telah diberikan diharapkan dapat menjamin kelangsungan program yang terintegrasi. Sehingga angka stunting dapat menurun,” katanya.
Sementara itu Kabid Kesmas Dinkes Bambang Pujiyarto menjelaskan ada 3.930 balita yang menderita stunting. Sebagian besar berada di Kecamatan Tengaran. Selain itu antara lain tersebar di Banyubiru, Bergas, Pringapus, Sumowono, Pabelan dan Bawen. “Tahun ini ada 20 desa di delapan kecamatan yang menjadi lokasi penanganan stunting,” terangnya.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.