Diskominfo-Ungaran : Komoditas agrobisnis unggulan buah alpokat hasil panen petani Kelurahan Baran Ambarawa menarik minat puluhan pedagang besar saat Pasar Lelang Forward Agro Kabupaten Semarang 2019. Acara itu digelar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Jawa Tengah bekerja sama dengan Dinas koperasi UKM Perindag (Diskumperindag) di Ungaran, Kamis (10/10).
Menurut Pelaksana tugas (Plt) Kepala Diskumperindag Kabupaten Semarang Hari Riyanto, pada pembicaraan awal antara petani dan pedagang disepakati pembelian alpokat unggul senilai Rp2,4 miliar. Mereka menentukan harga secara langsung tanpa melalui perantara (broker). “Harga yang disepakati itu saling menguntungkan kedua pihak. Karena tidak melibatkan pihak ketiga,” kata Hadi. Dia berharap para pedagang besar itu juga berminat untuk membeli komoditas lain yang dibawanya. Selain alpokat, Diskumperindag juga menawarkan beras bermutu super, kopi unggul dan gula semut bermutu tinggi pada acara itu. “Kita mentargetkan transaksi penjualan di pasar lelang ini mencapai Rp10 miliar. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pencapaian tahun lalu sebesar Rp6 miliar,” ungkapnya.
Pasar lelang forward agro Kabupaten Semarang 2019 dibuka oleh Bupati Semarang H Mundjirin. Saat sambutan, Bupati menyambut baik kegiatan ini untuk memangkas mata ranrai distribusi komoditas agro. “Jika diperlukan, Kami akan menyiapkan tempat khusus di Kopeng Getasan untuk menggelar acara semacam ini secara rutin. Cara transaksi seperti ini sangat menguntungkan dan lebih cepat. Sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan para petani,” ujarnya.
Diakui oleh Bupati, banyak petani menjadi korban dari perniagaan yang melibatkan pihak ketiga. Mereka mendapat keuntungan sedikit bahkan rugi karena ulah para perantara itu. Dia mencontohkan adanya cara lempar selendang untuk komoditas sayur mayur di beberapa pasar tradisional. Cara itu dinilai merugikan petani dan malah menguntungkan para makelar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Tengah melalui Kasi Distribusi Logistik Muktiyorini menjelaskan pihaknya memfasilitasi pasar lelang forward komoditas agro itu untuk mendongkrak nilai transaksi yang saling menguntungkan. Sebab tidak melibatkan tengkulak, distributor tengahan dan pihak lainnya. Banyaknya pihak yang terlibat itu menyebabkan harga komoditas melambung tinggi.
Pasar lelang ini juga dimaksudkan untuk menampilkan harga komoditas secara terbuka dari para petani. “Pasar lelang forwad ini merupakan terobosan dengan menyediakan contoh komoditas saat proses lelang. Kemudian berdasarkan kesepakatan petani dan pembeli, barang akan dikirim antara tujuh hari sampai tiga bulan kedepan,” jelasnya.
Pada pelaksanaan pasar lelang kali ini, lanjutnya, ditawarkan 24 komoditas agro dari 16 kabupaten/kota di Jawa Tengah. Diantaranya Wonosobo, Sukoharjo, Rembang dan Kabupaten Semarang. Sampai dengan awal triwulan terakhir tahun 2019, Disperindag Jawa Tengah telah melaksanakan lima kali pasar lelang forward agro di Temanggung, Sukoharjo, Pati, Kabupaten Pekalongan dan Kabupaten Semarang. Direncanakan pada akhir tahun nanti akan digelar pasar lelang forward berskala besar di Pusat Pelayanan Agribisnis Petani (PPAP) Agro Center Soropadan di Temanggung.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.