Diskominfo-Ungaran : Sebanyak tiga orang yang sedang beraktifitas di Pasar Bandarjo menunjukkan hasil reaktif usai menjalani tes cepat (rapid test) virus Korona. Rapid test digelar oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Semarang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Rabu (28/5) siang.
Kepala Bidang P2P Dinkes dr Hasty Wulandari yang memimpin kegiatan menjelaskan pihaknya mengambil 41 sampel darah dari para pedagang dan pengunjung pasar secara acak. Hasilnya tiga orang diketahui reaktif. Ketiganya berasal dari Kecamatan Bergas, Ungaran Barat dan pengunjung dari Boyolali. “Kita akan kabarkan ke pihak Boyolali hasil ini. Sedangkan lainnya akan ditindaklanjuti ke puskesmas masing-masing untuk tes swab,” katanya.
Kegiatan rapid test terpadu seperti ini, lanjutnya, akan dilakukan secara intensif. Hasilnya, saat ini telah dikirimkan 31 sampel hasil tes swab ke Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit (B2P2VRP) Salatiga untuk dilakukan tes PCR. Pengujian ini untuk mengetahui apakah orang tersebut terinfeksi virus Korona atau tidak. Sampel swab tes itu diantaranya berasal dari hasil rapid test reaktif yang ditemukan di Ungaran Barat sebanyak satu spesimen, Jambu (1), Kaliwungu (1), Suruh (5), Getasan (10), Gedangan Tuntang (4) dan klaster Pasar Kobong Semarang. Selain itu juga ada dua hasil reaktif dari dua pelaku perjalanan dari Jawa Barat dan Jakarta yang saat ini diisolasi di rumah singgah di Ambarawa.
Dikatakan Hasty, saat ini terdapat 25 kasus positif Covid-19. Sebanyak lima penderita telah meninggal dunia, tiga orang masih dirawat, empat orang positif Covid-19 namun kondisi sehat berada di rumah singgah dan 13 dinyatakan sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan dr Ani Raharjo MPPH yang memantau kegiatan rapid test menjelaskan pihaknya menerima 950 buah alat rapid test Covid-19 dari Pemprov Jawa Tengah. Alat tersebut telah digunakan untuk melakukan rapid test di beberapa tempat yang tersebar di seluruh Kabupaten Semarang. “Rapid test difokuskan untuk tracing klaster positif yang berpotensi penularan tinggi. Jadi memang tidak hanya di pasar saja,” jelasnya.
Saat ini Dinkes juga sedang mempersiapkan pengadaan alat rapid test sendiri. Penambahan alat rapid test itu diharapkan akan dapat menambah jangkauan pemantauan penyebaran virus Korona di Kabupaten Semarang.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.