Diskominfo-Ungaran : Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menegaskan peluang ekspor produk buah lokal masih terbuka lebar. Beberapa jenis buah eksotis seperti manggis, rambutan, buah naga dan mangga ternyata diminati pasar di kawasan Eropa. “Saya sudah pernah berkunjung ke Rusia dan menemukan buah rambutan di sana. Ternyata masyarakat di sana menggemari buah itu. Ini momentum untuk meningkatkan neraca perdagangan kita dengan pasar luar negeri,” katanya kepada para wartawan usai membuka Festival Buah Jawa Tengah di alun-alun Bung Karno, Kalirejo, Ungaran Timur, Sabtu (07/03/2020) pagi.
Menurut Ganjar, masih banyak jenis buah khas lainnya yang berpeluang meningkatkan jumlah ekspor. Diantaranya salak Nglumut dan pepaya Kalina yang telah diekspor ke pasar Singapura dan Kamboja. Buah dengan citarasa dan bentuk khas itu dinilai eksotis dan mampu merebut perhatian peminat buah di pasar internasional itu. Gubernur mengimbau pemerintah daerah lewat Dinas Pertanian dan para pelaku niaga buah lokal untuk meningkatkan mutu dan jumlah produksi buah lokal khas. “Mari kita buat lompatan dengan memanfaatkan teknologi untuk meningkatkan mutu dan produksi guna mendorong nilai ekspor buah lokal kita,” ungkapnya.
Ditambahkan, kondisi dunia yang diwarnai pergolakan perang dagang dan menyebarnya penyakit justru menjadi momentum penting untuk memasuki pasar ekspor buah. Diakui, pasar buah tanah air masih menerima banyak produk impor dari Tiongkok. Dengan situasi seperti saat ini, lanjutnya, bisa dimanfaatkan untuk mengubah musibah menjadi berkah bagi peningkatan nilai ekspor buah lokal. Bahkan Rusia mau kirim cargo secara direct flight untuk mengangkut produk buah khas tanah air. “Pameran ini menunjukkan kepada publik bagaimana kemampuan kita soal (potensi) perbuahan,” tegasnya.
Sementara itu Direktur Buah Kementerian Pertanian RI Liferdi Lukman yang hadir pada acara itu mengatakan produk buah-buahan dari Jawa Tengah menyumbang 12 persen dari total komoditas buah nasional. Dicontohkan, komoditas buah durian dari Jawa Tengah telah mampu mendukung substitusi durian dari Thailand. Demikian pula untuk komoditas buah kelengkeng. Karenanya, Kementerian Pertanian menetapkan Jawa Tengah menjadi prioritas pertama program pertanian maju dan modern. “Kita siapkan program pertanian untuk meningkatkan ekspor hingga tiga kali lipat. Dana yang disediakan sekitar Rp81 miliar,” katanya.
Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah Suryo Banendro menjelaskan pameran kali ini diikuti oleh 35 Kabupaten/Kota yang ada. Selain itu juga pemangku kepentingan yang peduli dengan peningkatan pemahaman buah lokal. Selain untuk mendukung peningkatan konsumsi buah lokal oleh masyarakat, pameran kali ini juga dimanfaatkan untuk ajang promosi aneka komoditas buah unggulan tiap daerah.“Ada buah langka yang dipamerkan diantaranya wuni dari Magelang dan buah Alkesa dari Blora,” tuturnya.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.