DISKOMINFO-UNGARAN : Program Kampung Iklim (Proklim) yang dilaksanakan di Dusun Soka Desa Lerep Ungaran Barat dinilai layak mendapat penghargaan dari kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK). Menurut anggota tim verifikasi Proklim dari Direktorat Adaptasi Perubahan Iklim Ditjen Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian LHK, Sugiyatmo MSc, setelah melalui tahap seleksi Dusun Soka masuk dalam kelompok layak verifikasi lanjutan. “Dusun Soka menjadi satu dari 321 lokasi proklim se Indonesia yang masuk tahap verifikasi lapangan untuk seleksi berikutnya. Hasil verifikasi ini menjadi dasar untuk menentukan kampung iklim yang layak mendapatkan penghargaan dari Menteri LHK,” jelasnya disela-sela kegiatan verifikasi lapangan di Dusun Soka, Jum’at (19/7) pagi.
Menurut Sugiyatmo, tahap verifikasi lapangan dilakukan untuk melihat langsung kondisi wilayah yang telah didaftarkan secara online. Selain itu juga akan dilakukan wawancara dengan para pegiat kampung iklim setempat. Hasilnya akan diserahkan tim teknis ke Dewan Pengarah Proklim Kementerian LHK untuk menentukan kelayakan suatu wilayah mendapat penghargaan Proklim. “Tahun lalu ada sekitar 33 wilayah yang mendapatkan penghargaan sebagai pelaksana Proklim,” katanya didampingi perwakilan Dinas LHK Provinsi Jateng.
Kades Lerep Sumariyadi yang menerima tim verifikasi lapangan menjelaskan salah satu program andalan adalah pengurangan produksi sampah plastik dari rumah tangga. “Selain itu sampah plastik yang ada didaur ulang di tempat pembuangan sampah 3 R yang telah ada,” katanya.
Pemdes Lerep juga telah memiliki peraturan desa tentang lingkungan hidup. Peraturan itu diantaranya mengatur tentang pengelolaan sampah termasuk sampah plastik. Pihak desa juga telah memiliki bank sampah yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan warga. “Bahkan warga bisa membayar premi jaminan kesehatan secara mandiri dengan cara menyetorkan sampah ke bank sampah,” ujarnya.
Sebagai salah satu desa wisata di Kabupaten Semarang, Lerep juga menerapkan penggunaan kemasan makanan non plastik di atraksi wisata andalan yakni pasar jajanan tradisional. Atraksi wisata kuliner yang digelar selapan sekali setiap Minggu Pon itu menggunakan olahan bambu dan daun jati sebagai pembungku makanan yang dijual.
Selain sampah, Pemdes Lerep juga memanfaatkan limbah ternak yang dimiliki warga untuk biogas.
Sementara itu Kepala Dinas LH Kabupaten Semarang Nurhadi Subroto yang juga hadir pada acara itu menegaskan beberapa program peduli lingkungan memang telah diterapkan di Lerep termasuk di Dusun Soka. Diantaranya pengendalian polusi, pengurangan sampah plastik, pengolahan limbah ternak menjadi biogas dan pengelolaan sampah di TPS Reduce, Reuse dan Recycle (3R) termasuk bank sampah.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.