Diskominfo-Ungaran : Sebanyak 47 pejabat dan karyawan di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten Semarang mengikuti rapid test virus Korona yang digelar Puskesmas Ungaran, Jumat (19/6/2020) pagi hingga siang. “Hasil rapid test yang dilakukan secara acak itu semuanya diketahui non reaktif,” kata Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan dr Hasty Wulandari.
Salah seorang pejabat, Bunga (bukan nama sebenarnya) merasa lega dan senang menerima pemberitahuan hasil test via aplikasi Whatsapp dari Puskesmas Ungaran. Sebelumnya dia merasa khawatir karena pernah mengikuti pantauan penanganan Covid-19 di beberapa desa. Kegiatan itu dinilainya memiliki resiko penularan.
Koordinator penyelenggaraan rapid test Sekretariat Daerah, HM Risun menjelaskan pihaknya yang berinisiatif meminta Dinkes untuk melakukan rapid test. Menurutnya, rapid test dilakukan karena ada pejabat yang berinteraksi dengan masyarakat saat bertugas. Kondisi itu berpotensi menyebabkan penularan virus Korona. “Kita ingin memastikan para pejabat itu dalam kondisi sehat saat bekerja,” terangnya.
Ditambahkan oleh dr Hasty, sampai dengan hari Jumat (19/6/2020) siang, terjadi penambahan sembilan orang positif mengidap virus Korona. Sehingga total kasus positif menjadi 64 kasus. Sebagian besar dari mereka tertular dari klaster Demak dan Kota Semarang. “Mereka adalah pekerja swasta di dua daerah itu,” ungkapnya. Diantara mereka sudah ada menjalani isolasi di rumah singgah Bapelkes Suwakul Ungaran.
Terkait rumah singgah di Kabupaten Semarang, Hasty menjelaskan sudah ada rencana untuk menyediakan rumah singgah tambahan. Pasalnya, kapasitas rumah singgah di Ambarawa sebanyak 17 kamar sudah penuh per hari Jumat (19/6). Sedangkan di Rumah Singgah Bapelkes sudah diisolasi 35 orang dari kapasitas 48. “Sudah ada rapat pembahasan untuk membuat rumah singgah tambahan. Lokasinya mungkin di Ungaran dan di Tengaran,” katanya.
Data di Dinkes, jumlah kasus virus Korona banyak terjadi di wilayah Bawen ke Utara hingga Ungaran. Sedangkan di wilayah Selatan Kabupaten masih relatif kecil. Meski begitu, Hasty menyarankan nantinya rumah singgah tambahan terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Semarang. Sehingga memudahkan penanganan jika terjadi kasus baru.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.