Diskominfo-Bergas : Bupati Semarang H Mundjirin mengajak para petani untuk mau belajar mensiasati kondisi iklim dan cuaca ekstrim seperti saat ini. Mereka tidak bisa hanya mengandalkan penanda musim dengan perhitungan tradisional atau pranata mangsa lagi. Para petani diimbau untuk mau belajar tentang prakiraan cuaca dan iklim dikeluarkan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG). Sehingga dapat diperoleh hasil panen yang baik karena terhindar dari kondisi iklim dan cuaca yang buruk. “Prakiraan cuaca dari BMKG itu disusun dengan menggunakan peralatan modern. Hasilnyapun mendekati kenyataan. Sehingga dapat dihindari dampak buruk cuaca dan iklim ekstrim yang dapat merusak tanaman pertanian,” kata Bupati saat membuka sekolah lapang iklim (SLI) di Wujil, Bergas, Jumat (15/11) siang.
Bupati berharap para petani dapat menyerap pengetahuan dari para pengajar di SLI ini. Sehingga nantinya mereka akan menjadi petani yang memiliki pengetahuan yang cukup untuk bercocok tanam berdasarkan informasi kondisi iklim terkini.
SLI digelar oleh BMKG bekerja sama dengan Dinas Pertanian, Pertanian dan Pangan Kabupaten Semarang. Menurut Deputi bidang Klimatologi BMKG, Herizal, SLI bertujuan memberikan pengetahuan pengelolaan saat tanam berdasarkan informasi cuaca dan iklim kepada para petani. Sehingga mereka dapat menentukan langkah dan mengantisipasi jika terjadi cuaca ekstrim saat proses bercocok tanam. Dicontohkan, pada bulan April lalu, BMKG telah merilis informasi bahwa musim kemarau tahun ini akan lebih panjang. Informasi ini dapat ditindaklanjuti oleh para petani sebelum memulai musim tanam di semester kedua tahun ini. “SLI sudah dilaksanakan sejak lima tahun lalu. Hasilnya ada peningkatan jumlah produksi tanaman pangan sekitar 30 persen di kelompok petani yang telah mengikuti program ini,” terangnya.
Herizal menambahkan, program pengembangan SLI ini adalah membentuk kelompok diskusi antara petani dan BMKG secara lebih intensif. Sehingga jika ada informasi cuaca dan iklim yang berubah secara drastis dan dalam jangka panjang dapat segera ditindaklanjuti oleh para petani. Ditegaskan pula, BMKG telah memiliki peralatan radar cuaca yang sangat canggih untuk memprediksi kondisi cuaca dan iklim nyaris akurat dalam tiga hari kedepan. “Radar cuaca milik BMKG yang ada di Semarang dan Yogyakarta akan dapat dimaksimalkan untuk mendukung informasi prediksi cuaca dan iklim. Ini akan sangat membantu para petani di sini,” tegasnya.
Sementara itu koordinator BMKG Jateng Tuban Wiyono menjelaskan SLI kali ini diikuti oleh 50 peserta. Mereka terdiri dari para petani tanaman unggulan, penyuluh pertanian dan petugas pendukung lainnya. “Tujuan utama SLI adalah mengenalkan informasi cuaca dan iklim serta agroklimat kepada para petani. Sehingga mereka diharapkan dapat beradaptasi saat menghadapi cuaca ekstrim,” pungkasnya.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.