Diskominfo – Ungaran : Generasi muda yang menjadi pemilih pemula saat Pemilu 2024 mendatang dianggap memiliki integritas tinggi. Mereka memiliki ciri khas cerdas dan bersikap kritis dalam menentukan pilihan. “Para pemilih pemula memiliki akses informasi yang luas termasuk dari media sosial. Sekaligus memiliki komitmen tinggi terhadap pelaksanaan demokrasi sehingga tidak mudah diintimidasi,” kata Peneliti dari Perkumpulan Untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), Heroik Mutaqin Pratama saat menjadi narasumber pada acara sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula di Pendapa Rumah Dinas Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (7/2/2024) siang.
Di hadapan 150 siswa SMA/SMK dan perwakilan santri dari pondok pesantren di Kabupaten Semarang, Heroik menyebut jumlah pemilih pemula pada Pemilu 2024 cukup signifikan. Terdapat 20 juta pemilih pemula dari total 204.807.222 pemilih tetap. Sedangkan pemilih berusia 17-30 tahun tercatat sebanyak 31,28 persen dari total pemilih tetap. Dia mengajak para pemilih pemula untuk menggunakan hak pilihnya dengan penuh suka cita. Sebab jumlahnya sangat signifikan menentukan hasil pemilu.
Heroik juga mengingatkan para anak muda itu untuk memahami tata cara pencoblosan surat suara agar dianggap sah. Sebab pada pemilu sebelumnya ada sekitar 15 persen surat suara dinyatakan tidak sah.
Sosialisasi pendidikan politik bagi pemilih pemula digelar oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI dan DP3AKB Kabupaten Semarang. Hadir pada acara itu Bupati Semarang H Ngesti Nugraha dan Asisten Deputi Pemenuhan Hak Sipil, Informasi dan Partisipasi Anak Kementerian PPPA, Rr Endah Sri Rejeki.
Saat membuka acara, Bupati H Ngesti Nugraha mengajak para pelajar untuk menggunakan hati nuraninya saat pertama kali menggunakan hak suaranya. “Kalian harus santun saat berpolitik. Meski berbeda pandangan dan pilihan tapi tetap harus rukun. Jangan percaya hoaks di media sosial apalagi mengunggah fitnah,” tegasnya.
Sementara itu Asisten Deputi Rr Endah Sri Rejeki menyebut pendidikan politik bagi pemilih pemula untuk memberikan pemahaman yang benar tentang kegiatan politik. Selain itu juga untuk menumbuhkan kesadaran mereka tentang peran penting dalam dunia politik. Menurutnya, selama ini ada banyak kasus eksploitasi anak yang menyebabkan mereka berpikir negatif tentang politik. Hal itu bisa menumbuhkan sikap apatis berpolitik. “Padahal setelah berumur 17 tahun mereka boleh boleh memilih Presiden, Wakil Presiden dan anggota legislatif,” ungkapnya.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.