Diskominfo-Ungaran : Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Semarang menemukan kecenderungan pergeseran kelompok pengidap HIV pada tahun 2019. Jika sebelumnya didominasi oleh wanita pekerja seks komersial, pada tahun lalu telah berubah. Dari temuan 93 pengidap HIV baru pada tahun 2019, sekitar 66 persen diantaranya adalah pria. “Temuan kasus ini lebih banyak dibandingkan tahun 2018 sebanyak 90 kasus. Terjadi pergeseran pengidap dari dominasi perempuan ke laki-laki,” kata sekretaris KPA Puguh Wijoyo Pakuwujo saat rapat koordinasi penanggulangan HIV/AIDS di ruang Bina Praja Kompleks Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Selasa (14/1/2020) siang.
Puguh menerangkan lebih terinci, pria pengidap HIV/AIDS sebagian besar adalah penyuka sejenis (LSL). Kelompok ini lebih punya potensi besar untuk menyebarkan virus. Dari hasil pendampingan di lapangan oleh kelompok masyarakat atau LSM, mereka bisa bisa berperilaku biseksual. KPA berencana akan memperluas cakupan penjangkauan kelompok resiko tinggi dengan menggandeng Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Dispermasdes). “Tahun ini akan kita mulai kerja sama dengan Dispermasdes untuk memperluas cakupan penjangkauan. Sehingga dapat dilakukan pemeriksaan VCT kepada kelompok yang lebih banyak,” katanya.
Diakui, penutupan lokalisasi Sunan Kuning Semarang berdampak langsung pada peningkatan jumlah wanita pekerja seks (WPS) di Kabupaten Semarang. KPA berhasil mendeteksi setidaknya 20 WPS pendatang di dua titik populasi kunci di kawasan Bandungan dan Tegal Panas. Namun Puguh menegaskan mereka telah masuk dalam pantauan KPA. Dia juga memastikan penyediaan logistik penanggulangan HIV/AIDS tetap terjamin meski pendanaan dari Global Fund telah berhenti pada tahun 2017 lalu.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang dr Hesty Wulandari yang juga hadir pada acara itu mengatakan pihaknya akan menyusun rencana aksi daerah (RAD) penanggulangan penyakit paru (TB) dan AIDS secara lebih intensif. Rencananya Dinkes akan menggandeng Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) untuk melakukan VCT ke 900 perusahaan formal yang ada. “Data menunjukkan pengidap HIV/AIDS ada di kelompok usia produktif 25-29 tahun. Para karyawan pabrik itu akan jadi sasaran utama tes,” terangnya.
Intensifikasi penjaringan itu, lanjutnya, dilakukan untuk memenuhi target penjaringan pengidap HIV/AIDS yang ditetapkan Kementerian Kesehatan RI. Dari data perkiraan 2.900 pengidap HIV AIDS, baru ditemukan 900 pengidap.
Sementara itu koordinator LSM penanggulangan HIV AIDS Yayasan Soko Guru Sutardi mengharapkan pasokan logistik penanggulangan HIV/AIDS tetap dapat berjalan lancar paska berhentinya dukungna dana dari Global Fund. “Kami tetap berkoordinasi dengan KPA agar penyediaan logistik seperti kondom dapat selalu tersedia di titik populasi kunci wanita pekerja seks,” ungkapnya. (*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.