Berita KabupatenSekilas InfoUmum

Kopi Gunung Kelir Tembus Pasar Timur Tengah

Diskominfo-Ungaran : Mutu kopi Robusta dari Gunung Kelir Kecamatan Jambu ternyata mampu bersaing di pasar internasional. Menurut Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan Wigati Sunu saat ini rata-rata pertahun mampu diekspor sekitar seratus ton kopi kelas satu ke negara di kawasan Timur Tengah. Sebelumnya, kopi Gunung Kelir juga telah dinikmati pecandu kopi di Australia, Singapura dan Eropa. “Cita rasa khas moka yang dimiliki kopi Gunung Kelir menjadi daya saing utama. Kita akan terus dorong peningkatan jumlah produksi dan mutu di tingkat petani untuk menjaga kepercayaan pasar internasional,” katanya disela-sela mendampingi Bupati Semarang menerima audiensi asosiasi pengusaha kopi Kecamatan Jambu di ruang rapat Bupati Semarang di Ungaran, Selasa (21/1/2020) siang.
Menurut Sunu, saat ini ada sepuluh eksportir yang menjalin kerja sama dengan gabungan kelompok tani (gapoktan) kopi Gunung Kelir. Pihaknya melalui penyuluh lapangan terus melakukan pembinaan kepada para petani agar mutu produk kopi dapat terjaga. Sekaligus mampu memenuhi standar yang telah ditentukan oleh eksportir.
Sementara itu saat pengarahan, Bupati Semarang H Mundjirin mengimbau asosiasi pengusaha kopi kecamatan Jambu untuk memperluas pemasaran kopi jenis robusta di dalam negeri. Meski telah mampu menembus pasar ekspor, namun pemasaran kopi dengan ciri khas rasa moka ini masih lemah di pasar lokal. “Terpenting jaga mutu produk dan kemasan kopi meskipun untuk dijual di pasar lokal. Jangan sampai ada campuran bahan lain karena itu dapat merugikan pemasaran,” katanya di hadapan perwakilan asosiasi dan Camat Jambu Moh Edy Sukarno yang mendampingi mereka.
Bupati juga mengingatkan para pengusaha untuk memperhatikan mutu pengemasan kopi siap saji. Jika kemasannya menarik dan higienis, dia yakin akan mampu bersaing dengan kopi siap saji dalam kemasan dari pabrikan. Saat ini pangsa pasar kopi siap saji dalam kemasan di Kabupaten Semarang masih dikuasai produk pabrikan. Diperkirakan hanya sekitar sepuluh persen yang dipenuhi oleh pengusaha industri rumah tangga.
Bupati memerintahkan Kepala Dinas Pertanian untuk berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan mempermudah penerbitan izin produk indusrri rumah tangga (PIRT).
Sementara itu Ketua Asosiasi Pengusaha Kopi Kecamatan Jambu Robertus Jarot pihaknya terus melakukan intensifikasi perluasan pasar produk. Salah satunya dengan membentuk tim pemasaran door to door ke warung-warung dan kedai-kedai. Dia juga meminta Bupati Semarang dapat membantu pemasaran. Salah satu caranya dengan menjadikan kopi lokal kecamatan Jambu sebagai suguhan minuman utama di berbagai acara kedinasan. “Ada 15 pengusaha yang tergabung dalam asosiasi yang terus berupaya membuka pasar lebih luas. Pemasaran secara online juga kami giatkan untuk menjangkau pasar yang lebih luas,” ungkapnya. (*/junaedi)

Comment here