Berita KabupatenUmum

Embung Sepakung Hindarkan Petani Dari Kerugian Ratusan Juta Rupiah

Diskominfo-Banyubiru : Tidak kurang dari 200 petani di Desa Sepakung bisa bernafas lega setelah selesainya pembangunan embung di desanya. Pasalnya mereka bisa bercocok tanam dan panen dua kali setahun. Selain itu mereka juga dapat terhindar dari kerugian ratusan juta rupiah akibat gagal panen karena kekurangan air. “Kami bersyukur karena ada jaminan pasokan air untuk bercocok tanam di musim kemarau. Embung ini akan menjadi andalan untuk menyediakan air bagi pertanian di sini,” ungkap Ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Argo Makmur Desa Sepakung, Suparman (50) saat peresmian embung Desa Sepakung, Sabtu (8/8/2020) siang.
Peresmian embung yang diberi nama “Ari Wulan” itu dilakukan oleh Wabup Semarang Ngesti Nugraha ditandai pemukulan gong.
Menurut Suparman, pola tanam di Desa Sepakung dua kali setahun yakni padi dan palawija serta sayur mayur. Pada saat musim kemarau, para petani menanam jagung dan ketela rambat serta aneka sayuran. Namun jika terjadi kemarau ekstrem, selalu gagal panen. Jika begitu, para petani bisa rugi hingga ratusan juta rupiah. “Air tampungan embung ini kami atur untuk dapat mengairi areal pertanian seluas hingga 50 hektar saat kemarau panjang. Kondisi ini semoga menjadi jaminan kami bisa panen dua kali setahun,” ujarnya lagi.
Dalam sekali panen, lanjutnya, bisa dihasilkan hingga sepuluh ton jagung per hektar. Sedangkan untuk ketela rambat bisa mencapai 12 ton per hektar. Komoditas itu sebagian besar dipasarkan ke tingkat regional seperti Kudus, Jepara, Demak dan Kota Semarang.
Kades Sepakung Ahmad Nuri menjelaskan embung berukuran kurang lebih 20x20x2 meter ini diselesaikan oleh warga desanya. Dana pembangunan sebesar Rp 120 juta berasal dari bantuan APBD Provinsi Jawa Tengah. Kapasitas tampung embung bisa mencapai 550 meter kubik air. Tak hanya mengandalkan air hujan, embung Sepakung ini juga dikombinasikan dengan beberapa mata air yang ada. Sehingga air akan tersedia sepanjang tahun. “Sekitar 75 persen dari total 150 hektar lahan pertanian disini adalah tadah hujan. Embung ini sangat berguna bagi para petani agar bisa bercocok tanam dua kali setahun,” terangnya.
Sementara itu Wabup Ngesti Nugraha usai peresmian berharap para petani memanfaatkan air embung dengan baik. Selain itu juga harus dirawat kelestarian mata air di sekitar embung. “Guyub rukun dan kerja sama para petani disini dapat menjadi contoh baik bagi para petani di desa lainnya,” katanya.(*/junaedi)

Comment here