DISKOMINFO-SURUH : Produk beras hitam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) “Tri Karya Tani” diminati beberapa perusahaan besar untuk dibuat makanan olahan. Menurut Ketua Gapoktan, Kumaedi (49), pihaknya bermitra dengan sebuah perusahaan distributor skala besar yang berpusat di Surakarta. “Setiap minggu kita kirim sebanyak satu ton ke sana. Nanti perusahaan mitra itu yang akan menjual ke perusahaan-perusahaan yang membutuhkan,” terangnya saat ditemui di arena Bursa Pertukaran Inovasi Desa (BPID) Kecamatan Suruh di Lapangan Desa Jatirejo, Senin (5/8) siang.
Budidaya beras hitam unggul itu dirintis sejak dua puluh satu tahun lalu. Namun Kumaedi dan kawan-kawan baru bermitra dengan distributor besar sejak tahun 2007. “Kami kewalahan memenuhi permintaan setiap bulannya. Untungnya Kami punya jaringan gapoktan yang menghasilkan beras hitam ini seperti di Kecamatan Susukan,” katanya lagi.
Saat ini Gapoktan “Tri Karya Tani” mengusahakan setidaknya seratus hektar untuk menghasilkan beras hitam ini. Rata-rata satu hektar bisa menghasilkan sekitar tujuh ton dengan dua kali panen setiap tahun. Kumaedi mengaku keuntungan yang diperoleh para petani anggotanya bisa mencapai dua kali lipat dibandingkan panen padi biasa.
Soal bibit, para anggota Gapoktan membudidayakan sendiri. Sehingga tidak terjadi kelangkaan bibit unggul. Setiap panen, jelasnya lagi, para petani memilih dan memilah bakal bibit untuk dikarantina. Setelah itu ada perlakuan khusus agar bisa menjadi bibit unggul.
Selain menjual ke distributor, Kumaedi dan kawan kawan juga berinovasi dengan membuat varian makanan dan minuman berbahan dasar beras hitam. Diantaranya minuman saripati beras hitam dicampur jahe atau kencur dan kue brownis dari beras hitam. “Kandungan gizi beras hitam lebih tinggi dibandingkan beras biasa. Selain itu bisa bermanfaat untuk menyembuhkan berbagai penyakit dan lebih sehat,” katanya.
Bursa Pertukaran Inovasi Desa yang digelar selama dua hari dibuka oleh Bupati Semarang H Mundjirin ditandai pemukulan gong. Menurut Bupati, para pelaku usaha kreatif di tiap desa harus mau dan mampu mempromosikan setiap usaha dan produknya. Sehingga bisa dikenal dan berkembang. “Promosi ini dapat memperluas jangkauan pemasaran dan mengembangkan usaha. Sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan warga termasuk petani,” ujar Bupati.
Sementara itu Ketua Bursa Pertukaran Inovasi Desa Suruh Pendi Gatot Subroto menambahkan potensi beras hitam Desa Ketanggi cukup bagus untuk dikembangkan di desa lain di Suruh. “Kami melakukan kajian lapangan untuk produk ini dan diharapkan bisa direplikasi di desa lain. Sebab secara geografis wilayah Kecamatan Suruh cocok untuk budidaya padi beras hitam ini,” ungkapnya.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.