Diskominfo-Ungaran : Anggota Komisi A DPRD Jateng Muhammd Shidqi mengingatkan Pemerintah untuk tidak memaksakan pelaksanaan new normal. Menurutnya, perlu pengkajian mendalam termasuk memperhatikan tingkat produksi virus jika ingin menerapkan kenormalan baru itu. “Untuk beberapa daerah yang peningkatan kurva penyebaran virus masih tinggi. Jangan dipaksakan (new normal) daripada nanti membuat klaster (penyebaran) baru,” tegasnya saat ditemui pada acara rapat pemantauan penanganan Covid-19 di Gedung Dharma Satya Lantai II Kompleks Kantor Bupati Semarang di Ungaran, Rabu (17/6/2020) siang.
Rapat dihadiri oleh sepuluh anggota Komisi A DPRD Jateng dipimpin Ketua Komisi Mohammad Saleh. Selain itu hadir Kepala Kantor Kesbangpol Kabupaten Semarang Haris Pranowo, Humas Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Alexander Gunawan dan perwakilan Kesbangpol Jawa Tengah.
Ditambahkan oleh Gus Shidqi, panggilan akrabnya, penerapan new normal yang tidak memperhatikan kondisi terkini dimungkinkan menyebabkan ledakan jumlah pengidap virus. Menurut cucu ulama kharismatik KH Maimoen Zubair ini, pemerintah sebaiknya fokus pada pencegahan penularan virus dahulu. Terutama di daerah-daerah yang termasuk zona merah atau jumlah pengidap virus Korona masih tinggi. Baginya, lebih utama mengamankan masyarakat dari bahaya akibat virus daripada menerapkan new normal. Namun jika memang pemerintah sudah bisa mengendalikan persebaran dan penularan virus di suatu daerah, dia setuju penerapan new normal. “Tapi jika memang sudah bisa dikendalikan dan masuk zona hijau. mangga silahkan,” tegasnya.
Sementara itu anggota Komisi A lainnya, Soetjipto berharap Pemkab Semarang terus berupaya melakukan pencegahan penyebaran virus. “Kami menghargai langkah penanganan yang dilakukan Pemkab Semarang untuk menekan penyebaran virus Korona. Meski terletak di perlintasan kabupaten/kota yang memiliki kasus lebih banyak namun jumlah kasus relatif sedikit dan berada di zona hijau,” katanya.
Kepala Kantor Kesbangpol Haris Pranowo mengakui kerawanan letak wilayah Kabupaten Semarang menjadi salah satu penyebab naiknya jumlah pengidap virus Korona. Pada bulan Mei tercatat jumlah penderita positif Virus Korona masih di kisaran angka 20-an. Namun memasuki bulan Juni meningkat menjadi 55 orang. “Banyak warga kami yang berinteraksi sosial ekonomi dengan warga kabupaten/kota yang masuk zona merah. Ini menjadi salah satu penyebab terjadinya tingkat penyebaran virus yang cukup tinggi,” terangnya.
Dikatakan, Pemkab Semarang menyiapkan fasilitas perawatan di dua RSUD yakni Ungaran dan Ambarawa. Selain itu juga disiapkan dua rumah singgah di Ambarawa dan Ungaran untuk menjadi tempat isolasi penderita positif virus Korona. Saat ini ada delapan orang penderita yang menjalani isolasi di rumah singgah Ambarawa dan 28 lainnya berada di rumah singgah Ungaran.(*/junaedi)
Comment here
You must be logged in to post a comment.